SKRINING DAN TATALAKSANA KECACINGAN DAN GIZI KURANG PADA SISWA-SISWI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM UNGGULAN KARANGANYAR

Authors

  • Raafika Studiviani Dwi Binuko Dosen Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Iin Novita Nurhidayati Mahmuda Dosen Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Rochmadina Suci Bestari Dosen Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Tri Agustina Dosen Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Listiana Masyita Dewi Dosen Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Nida Faradisa Fauziah Dosen Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Rizky Febrian Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Devan Adil Syah Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Laisa Khotik Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Faridita Khoirun Nisa Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia
  • Anteng Naruma Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMS
    Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23917/jpmmedika.v2i2.629

Keywords:

Kecacingan, Gizi Kurang, Siswa SD, Helminthiasis, Malnutrition, Elementary School Students

Abstract

ABSTRAK

                Usia sekolah dasar (SD) merupakan usia tertinggi berisiko terjadinya kecacingan. Kecacingan pada siswa SD bisa menyebabkan anemia, status gizi kurang, serta penurunan konsentrasi dan prestasi belajar. Gejala kecacingan terkadang sulit untuk dideteksi sehingga orangtua maupun guru tidak mengetahui ada kecacingan pada siswa. Penyakit ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan laboratorium sederhana, sebagai skrining. Penyakit kecacingan dan gizi kurang bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah pengetahuan siswa, orangtua dan guru yang kurang tentang kecacingan dan status gizi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi kecacingan dan gizi kurang pada siswa SD. Metode yang digunakan adalah pemeriksaan feses langsung dan pengukuran status gizi. Hasil pengukuran status gizi dari total 111 siswa didapatkan 19 (17%) siswa dengan IMT kurus dan 10 siswa (9%) dengan IMT sangat kurus. Sedangkan pemeriksaan sampel feses dari 8 siswa tidak ditemukan tanda-tanda kecacingan. Tingkat pengetahuan guru tentang gizi dan kecacingan sudah sangat baik, sedangkan untuk siswa dan wali murid setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan.

 

ABSTRACT

Group age of elementary school is the highest group age for the risk of helminthiasis. Worms in elementary school students may cause anemia, poor nutritional status, and decreased concentration and learning achievement. Symptoms of helminthiasis are sometimes difficult to detect so that parents and teachers do not know that about this. This disease can be diagnosed by simple laboratory tests, as a screening. Helminthiasis and malnutrition can be influenced by various things, one of which is the lack of knowledge of students, parents and teachers about helminthiasis and nutritional status. This activity aims to detect worms and malnutrition in elementary school students. The method used is direct stool examination and measurement of nutritional status. The results of measuring the nutritional status of a total of 111 students obtained 19 (17%) students with a thin BMI and 10 students (9%) with a very thin BMI. Meanwhile, examination of feces samples from 8 students found no signs of worms. The level of knowledge of teachers about nutrition and helminthiasis is very good, while for students and guardians after counseling there is an increase in knowledge.

References

Bestari, R.S., Puspita, R.D., Putri, R.W.Y. 2019. Insidensi Kecacingan Berpengaruh terhadap Status Gizi dan Prestasi Belajar pada Siswa SD di Indonesia. Proceeding Thalamus FK UMS 2019.

Bestari, R.S., Dewi, L.M., Mahmuda, I.I.M. 2020. Tropical Medicine : Basic and Clinic. Surakarta : Muhammadiyah University Press.

Best, C. , Neufingerl, N., van Geel, K., van den Briel, T., Osendarp, S. The nutritional status of school-aged children: Why should we care?, Food and Nutrition Bulletin, vol. 31, no. 3 © 2010, The United Nations University.

Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman umum program nasional pemberantasan cacingan di era desentralisasi. Jakarta : Depkes RI

Permenkes No 15 Tahun 2017 Tentang Penanggulangan cacing [online]. Available : http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._15_ttg_Penanggulangan_Cacingan_.pdf [27 Juli 2022]

Infodatin. 2018. Menyusui Sebagai Dasar Kehidupan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kartini, S., 2016. Kejadian Kecacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Rumbai Pesisir Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas, vol 3, No. 2, pp.53-9

Novianty S., Dimyati, Y., Pasaribu S. & Pasaribu, A. P., 2018a. Faktor Risiko Kejadian Kecacingan Pada Anak Usia Pra Sekolah. J Indon Med Assoc, 68(2), pp. 86-92.

Riskesdas (2018) Laporan Provinsi Jawa Tengah Riskesdas 2018, Kementerian Kesehatan RI.

Sardjono, T.W., 2017. Helmintologi Kedokteran dan Veteriner. Malang : UB Press

Downloads

Submitted

2022-05-18

Accepted

2022-07-28

Published

2022-09-01

How to Cite

Binuko, R. S. D. ., Mahmuda, I. N. N., Bestari, R. S., Agustina, T., Dewi, L. M., Fauziah, N. F., … Naruma, A. (2022). SKRINING DAN TATALAKSANA KECACINGAN DAN GIZI KURANG PADA SISWA-SISWI SD MUHAMMADIYAH PROGRAM UNGGULAN KARANGANYAR. Jurnal Pengabdian Masyarakat Medika, 2(2), 70–79. https://doi.org/10.23917/jpmmedika.v2i2.629

Issue

Section

Articles