PENYULUHAN OBAT ANTI-KOLESTEROL DAN “DAGUSIBU” DI MASJID NURUL HUDA IMAM MALIK, KADIPIRO, BANJARSARI, SURAKARTA

Authors

  • Tista Ayu Fortuna Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Gafrila Fani Eka Saputri Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Aulia Bea Nikita Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Alifia Istiqomah Prabowo Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Anita Dwi Utami Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Marchita Adedhea Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Shafira Yuni Riskiana Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Shofia Rif'atusy Syahidah Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Berlian Utari Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Millenia Syafirah Yunita Azzah Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Faghfirlie Faghfirlie Departemen Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Sulistyani Sulistyani Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23917/jpmmedika.v2i1.460

Keywords:

Cholesterol, DAGUSIBU, counseling, pre-test, post-test

Abstract

ABSTRAK

Kolesterol merupakan lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh. Kadar kolesterol normal berada dibawah nilai 200 mg/dl, apabila kadarnya melebihi 240 mg/dl maka dapat meningkatkan resiko penyakit Kardiovaskuler. Pada era saat ini, selain menggunakan obat-obatan dengan resep seperti obat anti-kolesterol, masyarakat juga dapat melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Kesalahan penggunaan obat dan terapi yang tidak rasional menjadi salah satu hal yang dapat terjadi apabila pasien tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai mengenai pengobatan. Tujuan dari penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai obat – obat anti-kolesterol dan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang). Kegiatan ini diikuti oleh 42 perempuan lansia yang berasal dari sekitar daerah tersebut. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan tanya jawab. Evaluasi hasil kegiatan diukur dengan menggunakan hasil kuesioner sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan (pre -  test dan post - test). Dari hasil analisis didapatkan nilai rata-rata pretest sebesar 79,05 dan post-test sebesar 90,95. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dan didapatkan nilai p 0,01 (<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan sehingga dapat dikatakan penyuluhan ini efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

 

ABSTRACT

Cholesterol is the fat found in the bloodstream or body cells. Normal cholesterol levels are below the value of 200 mg/dl, if the levels exceed 240 mg/dl it can increase the risk of cardiovascular disease. In this era, apart from using prescription drugs such as anti-cholesterol drugs, people could also take self-medication. Misuse of drugs and irrational therapy could happen if the patient is not equipped with adequate knowledge about treatment. The purpose of this outreach is to increase public knowledge about anti-cholesterol drugs and DAGUSIBU. This activity was attended by 42 elderly women from around the area. The method used is counseling, question and answer. Evaluation of activity results was measured using the results of questionnaires before and after counseling (pre-test and post-test). From the results of the analysis, the average value of the pre-test was 79.05 and the post-test was 90.95. The data were analyzed by using the Wilcoxon Signed Ranks Test and obtained p value of 0.01 (<0.05). In conclusion, there is a significant difference between public knowledge before and after counseling is carried out. Therefore, it could be said that counseling is effective at increasing public knowledge.

References

Ikatan Apoteker Indonesia [IAI], 2014, Pedoman Pelaksanaan Gerakan Keluarga Sadar Obat, Gerakan Keluarga Sadar Obat, 1–7.

Kementerian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Nuraini Harahap, Khairunnisa’ dan J.T., 2017, Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Tiga Apotek Kota Panyabungan, Jurnal Sains Farmasi dan Klinis, 3 (May), 186–192.

Octavia D.R., Susanti I., Bintang S., Mahaputra S. and Negara K., 2020, Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Dan Pengelolaan Obat Yang Rasional Melalui Penyuluhan Dagusibu, GEMASSIKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4 (1), 23–39.

Ramdini D.A., Triyandhi R. and Iqbal M., 2020, Pengenalan Dagusibu Pada Kader Posyandu di Desa Munca Kecamatan Hanura Kabupaten Pesawaran, JPM Ruwa, 40–44. Terdapat di: http://repository.lppm.unila.ac.id/25707/.

Suryawati S, 2011, Etika Promosi Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Jakarta: Grafiti Medika Pers.

Suryoputri M.W., Sunarto A.M. and Farmasi J., 2019, Pengaruh Edukasi Dan Simulasi Dagusibu Obat Terhadap Peningkatan Keluarga Sadar Obat Di Desa Kedungbanteng Banyumas, Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat, 3 (1), 51–55.

Downloads

Submitted

2022-01-10

Accepted

2022-03-21

Published

2022-03-01

How to Cite

Fortuna, T. A., Saputri, G. F. E. ., Nikita, A. B., Prabowo, A. I. ., Utami , A. D. ., Adedhea, M. ., … Sulistyani, S. (2022). PENYULUHAN OBAT ANTI-KOLESTEROL DAN “DAGUSIBU” DI MASJID NURUL HUDA IMAM MALIK, KADIPIRO, BANJARSARI, SURAKARTA. Jurnal Pengabdian Masyarakat Medika, 2(1), 23–28. https://doi.org/10.23917/jpmmedika.v2i1.460

Issue

Section

Articles