Flood Risk Management (Studi Kasus: Sungai Bahodopi, Di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali)

Authors

  • Ikram Ikram Program Studi Arsitektur Lanskap Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung
    Indonesia
  • Gidion Tefa Program Studi Teknik Air Tanah Fakultas Ilmu Teknologi dan Kebumian Institut Teknologi Bandung
    Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23917/sinektika.vi.4280

Keywords:

Banjir, Green Infrastructure, Soil Bioengineering, Morowali

Abstract

Tujuan dari studi ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh metode Soil Bioengineering dan pendekatan non-struktual terhadap peningkatan Flood Risk Management. Metode penulisan berdasarkan studi literatur dan studi preseden yang menjelaskan berbagai sumber yang berkaitan dengan penerapan Soil Bioengineering sebagai elemen Green Infrastructure dan pendekatan non-struktural untuk menanggulangi bencana banjir akbiat aktivitas industri dan permukiman penduduk di sekitar bantaran sungai. Karakteristik vegetasi akar dalam dan batang kokoh diharapkan dapat menanggulangi terjadinya bencana banjir ke dalam areal permukiman penduduk, dan pendekatan non-struktural juga dapat diterapkan, seperti pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bahodopi, yaitu peraturan tata guna lahan dan beberapa aturan mengenai larangan penggunaan tanah disekitar riparian sungai yang berpotensi mengurangi daerah resapan air dan menyebabkan terjadinya bencana banjir. Dengan demikian penerapan Flood Risk Management yang direncanakan dapat mengatasi bencana banjir di areal permukiman padat penduduk.

Downloads

Download data is not yet available.

References

BPS Kabupaten Morowali. (2021). Kecamatan Bahodopi Dalam Angka 2021.

Dhital, Y. P., Kayastha, R. B., & Shi, J. (2013). Soil Bioengineering Application and Practices in Nepal. Environmental Management, 51(2), 354–364. https://doi.org/10.1007/s00267-012-0003-7

Howell, J. H. (2001). Application of bio-engineering in slope stabilization: experience from Nepal. Landslide Hazard Mitigation in the Hindu Kush-Himalayas.

Irianto, G. (2006). Pengelolaan sumber daya lahan dan air: strategi pendekatan dan pendayagunaannya. Papas Sinar Sinanti.

Lewis, L., Salisbury, S. L., & Hagen, S. (2001). Soil Bioengineering for Upland Slope Stabilization. Research. Report Research Project WA-RD 491.1.

Maryono, A. (2019). Eko-Hidraulik: Pengelolaan Sungai Ramah Lingkungan. Universitas Gadjah Mada Press.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi. (2017). Modul 6 Morfologi Sungai.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan. (2016). Penanganan Erosi Permukaan pada Lereng Jalan dengan Sistem Vetiver.

Santiawan, I. N. G., Wardana, I. G. N., & Redana, I. W. (2007). Penggunaan Vegetasi (Rumput Gajah) dalam Menjaga Kestabilan Tanah Terhadap Kelongsoran. Jurnal Ilmuah Teknik Sipil, 11(1), 11–24.

Sebastian, L. (2008). Flood Prevention and Control Approach. Dinamika Teknik Sipil, 8(2), 162–169.

Sittadewi, E. H. (2018). Peran Vegetasi dalam Aplikasi Soil Bioengineering. Jurnal Sains Dan Teknologi Mitigasi Bencana, 12(2), 29. https://doi.org/10.29122/jstmb.v12i2.2588

Soehatman, R. (2010). Pedoman praktis manajemen bencana (Disaster Manajemen).

Stokes, A., Sotir, R., Chen, W., & Ghestem, M. (2010). Soil bio- and eco-engineering in China: past experience and future priorities. Ecological Engineering, 36(3), 247–257. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ecoleng.2009.07.008

Downloads

Submitted

2024-02-06

Accepted

2025-01-17

Published

2025-01-18

Issue

Section

Articles