Sejarah Akulturasi Budaya Islam, Jawa, Cina, dan Hindu-Buddha pada Arsitektur Masjid Mantingan, Jepara, Jawa Tengah

Authors

  • Karina Putri Utami Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Syafira Ayu Kinanthi Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Queena Damayanti E. S. Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Fatika Rahmawati Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Fauzi Mizan Prabowo Aji Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23917/sinektika.v21i1.2581

Keywords:

Arsitektur, Akulturasi Budaya, Karakter, Makam Sultan Hadlirin, Masjid Mantingan

Abstract

Keberadaan situs sejarah di berbagai tempat masih belum dikembangkan bahkan diketahui oleh publik. Khususnya dari segi arsitektur bangunan dan akulturasi budaya yang mendasari sebenarnya mampu menjadi situs sejarah sekaligus sumber belajar sejarah. Jawa adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam bangunan kuno seperti Masjid dan makam. Salah satu peninggalan masjid kuno adalah Masjid Mantingan yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 5 kilometer (km) arah selatan dari pusat Kota Jepara. Masjid Mantingan dipilih sebagai objek yang memiliki bentuk pendekatan bangunan arsitektur Islam yang memiliki nilai sejarah. Alur sejarah yang terbentuk berdasarkan kondisi masa lampau dimana terjadi pembauran agama Islam ke lingkungan masyarakat setempat yang lebih dulu sudah mengenal kebudayaan Hindu-Buddha, Jawa, dan TiongHoa yang berasal dari masyarakat asli itu sendiri maupun yang dibawa oleh para pedagang, secara tidak langsung menciptakan sebuah akulturasi sebagai bentuk perdamaian yang kemudian menjadi latar belakang karakter pembangunan Masjid Mantingan. Secara keseluruhan, kompleks masjid yang seluas sekitar tujuh hektar (ha) itu terdiri atas masjid, permakaman, dan museum. Penelitian ini dilakukan berkaitan dengan pemahaman materi tentang Sejarah Arsitektur Islam. Melalui metode penelitian kualitatif berupa riset dan analisa pada bangunan Masjid Mantingan ditujukan dapat mengidentifikasi karakter arsitektur dari Masjid Mantingan terhadap hubungannya dengan karakter masjid Jawa pada umumnya, serta menunjukkan sisi lain daripada bangunan masjid yang mengimplementasikan bentuk akulturasi budaya. Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan bahwa Masjid Mantingan memiliki nilai sejarah dari aspek akulturasi yang dihubungkannya dengan kebudayaan di lingkungan masyarakat sebagai bentuk kepercayaan dan pesan kedamaian penyebaran Islam itu sendiri tanpa menghilangkan budaya asli yang telah bermukim sebelum Islam itu menyebar di Nusantara.

References

Ambary, Hasan Muarif, Jajat Burhanuddin. (2001). Menemukan peradaban: jejak arkeologis dan historis islam Indonesia. Ciputat: Logos Wacana Ilmu.

Anindyta, H. (2017). Pengaruh Kebudayaan Cina terhadap Arsitektur Masjid Mantingan. Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017. https://doi.org/10.32315/sem.1.a207

Arifin, Z., Widagdo, J., & Bagus, F. (2020). Budaya Rupa Motif Ukir Masjid Mantingan pada Mebel Ukir Jepara. Imajinasi: Jurnal Seni, 14(2), 107-116. Diakses 30 Juni 2023:

https://doi.org/10.15294/imajinasi.v14i2.27703

Direktorat Pelindungan Kebudayaan. (2018, Oktober 5). Masjid Mantingan, Persembahan Sang Ratu untuk Sang Suami. Diakses 06 Juni dan 30 Juni 2023:http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/masjid-mantingan-persembahan-sang-ratu-untuk-sultan-hadiri/.

Graaf, H.J. de., & Pigeaud. (1985). Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Jakarta: Grafitipers.

Gunawan. (2015). Ragam Hias pada Interior Arsitektur Masjid Astana Sultan Hadlirin Mantingan, Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Catharsis: Journal of Arts Education 4 (1).

Hidayatulloh, H. (2020). Perkembangan Arsitektur Islam: Mengenal Bentuk Arsitektur Islam di Nusantara. Ngabari: Jurnal Studi Islam dan Sosial, vol. 13 no. 2.

Irsyada, Abdulloh Eizzi. (2018). Kajian Perubahan Desain Ukiran Jepara pada Periode Abad XVI-XVIII dan Abad XIX, Ditinjau dari Faktor Penyama dan Faktor Pembedanya (Magister Thesis, Universitas Komputer Indonesia).

Ismia, Ufik N., M. Fakhrihun., Atikah P. N. (2021). Penciptaan Motif Batik SUmber Ide dari Ornamen Masjid dan Makam Mantingan. FFEJ. Vol. 10 No. 1.

Ismudiyanto & Parmono Atmadi. (1987). Demak, Kudus, and Jepara Mosque, A Study of Architectural Syncretism. Laporan Penelitian Laboratorium Sejarah Arsitektur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kontributor Wikipedia. (2023, Mei 27). Kabupaten Jepara. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses 05 Juni 2023: https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jepara.

Kontributor Wikipedia. (2022, November 3). Masjid Mantingan. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. Diakses 05 Juni 2023: https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Mantingan.

Na'am, M. Fakhrihun. (2016). Pertemuan Antara Hindu, Cina dan Islam pada Ornamen Masjid dan Makam Mantingan, Jepara (Doctoral Dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).

Nangoy, Oktavianus M. & Yunida S. (2013). Sejarah Mebel Ukir Jepara. Humaniora. Vol.4 No.1. Hal: 257-264.

Normalita, A. (2023). Nilai-nilai Toleransi Hasil Akulturasi Budaya pada Masjid Mantingan. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 7(1), 133-142. Diakses 04 Juni dan 30 Juni 2023:

https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24353

Priyanto, Hadi, dkk. (2013). Mozaik Seni Ukir Jepara. Jepara: Lembaga Pelestari Seni Ukir, Batik, dan Tenun Jepara Pemerintah Kabupaten Jepara.

______. (2018, Februari 18). Relief Masid Mantingan, Jepara. Redaksi: Alif.ID. Diakses 30 Juni 2023:

https://alif.id/read/redaksi/relief-masjid-mantingan-jepara-b207256p/

Wijiatmoko, Lestiono. (0). Pemugaran Masjid dan Kompleks Makam Mantingan Jepara. Jawa Tengah: Bidang Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan.

Downloads

Submitted

2023-08-24

Accepted

2023-12-19

Published

2024-01-17

Issue

Section

Articles