Mitos dan Budaya KaapunanMasyarakat Gantung, Belitung Timur di Tengah Masyarakat Global-Mulikultural

Authors

  • Alyza Satria Alfarisi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Farras Astri Firdayani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Anita Ayu Safitri Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Fifin Ariyanti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Arga Bagus Handi Pradana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23917/buletinkkndik.v1i1.11316

Keywords:

budaya, mitos, kepercayaan

Abstract

Budaya adalah salah satu bentuk keragaman yang sangat erat kaitannya dengan suatu daerah dan masyarakat tertentu. Budaya banyak memiliki daya tarik bagi siapapun yang mengilhaminya. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki budaya yang sangat luar biasa indahnya. Dusun Rasau Desa Gantung Belitung Timur memiliki budaya yang unik serta menimbulkan rasa tidakpercaya bagi siapapun yang baru mendengarnya. Dusun Rasau Desa Gantung senidri memiliki banyak mitos-mitos yang banyak menimbulkan rasa tak percaya, namun memberikan banyak pesan moral serta pelajaran hidup. Dari banyaknya mitos yang ada diceritakan, ada satu mitos ataukepercayaan masyarakat Desa Gantung yang ampuh dan benar-benar bias memberikan imbal balik. Mitos tersebut adalah “kaapunan” yaitu tidak boleh menolak, tidak boleh takabur, tidakboleh mengatakan sesuatu dengan dilisankan atau diucapkan secara terang-terangan. Apabila hal tersebut dilanggar maka orang yang telah melanggar akan mendapatkan suatu musibah, entah itu jatuh, tenggelam atau musibah lain. Mitos tersebut amat sangat ditakuti oleh masyarakat disana, namun bukan dengan maksud yang negatif, masyarakat disana menghormati dengan apa yang ada, bahwa memang bersifat takabur adalah dilarang oleh agama.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Akhlak, Annisa; Arifin, M. Bahri; Rijal, Syamsul. (2019). “Pemali dalam Masyarakat Etnik Banjar di Kota Samarinda : Suatu Tinjauan Semiotika”. Ilmu Budaya 3(2): 121–130.

Andalas, Eggy Fajar. (2017). “Dampak dan Fungsi Sosial Mitos Mbah Bajing Bagi doi: 10.23917/bkkndik.v1i1.9283 Buletin KKNDik, Vol. 1 No. 1 Juli 2019 e-ISSN 2716-0327 22 Kehidupan Spiritual Masyarakat Dusun Kecopokan, Kabupaten Malang, Jawa Timur”. Jurnal Puitika 13(1): 20–31.

Angeline, Mia. (2015). “Mitos dan Budaya”. Humaniora 6(2): 190–200.

Anggara, Sahya. (2018). “Pelestarian Budaya Suku Sawang di Kabupaten Belitung Timur”. Panggung 28(3): 360–373.

Humaeni, Ayatullah. (2012). “Makna Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat Banten”. ANTROPOLOGI INDONESIA 33(3): 156–180.

Margaretha, Risma. (2017). “Analisis Klasifikasi Mitos dalam Tradisi Lisan Masyarakat Lampung”. Pendidikan Progesif VII(2): 117–126.

Nensilianti. (2019). “Kategori dan Karakteristik Mitos Masyarakat Bugis dan Makassar”. Retorika 12(1): 53–70.

Nurmalina. (2015). “Pantang Larang dalam Masyarakat Kampar dann Relevansinya dengan Pendidikan Karakter”. JURNAL PAUD TAMBUSAI 1(1): 27–35.

Pujaastawa, I. B. G. dan Suwena, I. Wayan. (2013). “Kearifan Lokal di Balik Mitos Lembu Putih di Desa Taro, Gianyar”. Jurnal Bumi Lestari 13(2): 430–440.

Wardyaningrum, Damayanti. (2018). “Kepercayaan Masyarakat Terhadap Informasi Tradisional dan Modern Pada Peristiwa Bencana Alam”. ASPIKOM 3(4): 609–622.

Wildan, Asep Dadan dan Irwandi. (2018). “Peran Dukung Kampung Dalam Kehidupan Masyarakat Melayu Belitung”. KELOLA : Jurnal Ilmu Sosial 1(1): 1–16.

Downloads

Submitted

2025-06-26

Published

2019-07-01

Issue

Section

Articles