Land Legal Policy Registration of Customary Rights: Islamic Land Law Perspective

Authors

  • Absori Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Ach. Nurul Luthfi
  • Istani

DOI:

https://doi.org/10.23917/jtl.v7i1.11141

Keywords:

Land Registration, Customary Rights Land

Abstract

Article 28H paragraph (4) of the 1945 Constitution of Indonesia guarantees citizens the right to private property, including land, which cannot be taken arbitrarily. This study aims to: (1) describe current land titling policies; and (2) explain the policy on registering customary land rights. The research uses a normative, qualitative doctrinal approach. In Islamic land law, land is considered the property of Allah SWT, with humans granted authority to manage it in accordance with sharia. Thus, land management should adhere to divine, not human, laws. Indonesia’s current land certification policy is based on the Regulation of the Minister of Agrarian Affairs and Spatial Planning/Head of the National Land Agency No. 12 of 2017, which governs the Acceleration of Complete Systematic Land Registration (PTSL). This program targets certification of 126 million land parcels by 2025. Land registration contributes to community welfare by offering legal certainty and protecting property rights. However, Government Regulation No. 27/1999 does not recognize customary (ulayat) land as eligible for certification, despite the constitutional mandate and the Basic Agrarian Law (UUPA) to protect such lands. To resolve this, the government can issue Customary Land Certificates through Regional Regulations as part of the Customary Land Registration process, ensuring legal recognition and protection of customary community land rights.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Absori, Universitas Muhammadiyah Surakarta

absori@ums.ac.id

References

Absori, A., Nurhayati, N., Bangsawan, M., Budiono, A., Achmadi, A., & Nugroho, H. S. W. (2020). Green and Health Constitution of Green Open Space and Its Implementation in Surakarta. Journal of Global Pharma Technology, 12(9), 70-74.

Absori, A., Wardiono, K., Yuspin, W., Bangsawan, M. I., Budiono, A., & Fairuzzaman, F. (2022). Sosialisasi Kebijakan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Dalam Perspektif Reformasi Agraria. Madani: Indonesian Journal of Civil Society, 4(1), 26-32.

Arifin, F. S. (2008). Pembaruan Agraria Nasional (PAN) dengan Program Sertipikasi Tanah Melalui Prona Guna Menyukseskan Tertib Administrasi Pertanahan di Kabupaten Pemalang (Doctoral dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).

Bangsawan, M. (2017). Pemberdayaan Ekonomi Kreatif di Kota Surakarta Melalui Instrumen Hukum Perizinan Industri Kreatif. Prosiding Seminar Nasional “Perizinan sebagai Instrumen Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Era Industrialisasi (Citizen Friendly)”.

Chomzah dalam Windari, R. A. (2014). Keberpihakan Regulasi Pertanahan terhadap Hak Masyarakat Adat (Studi Kasus Sengketa Tanah Adat di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng). Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 3(1).

Christiawan, R. (2018). Urgensi Pendaftaran Tanah Lengkap (PTSL) di Kecamatan Sukajaya Kapupaten Bogor. BERDIKARI, 1(2).

Haris, A. (2005). Pengaruh penatagunaan tanah terhadap keberhasilan pembangunan infrastruktur dan ekonomi. Perencanaan Pembangunan, 52-62.

Ismail, N. (2012). Arah politik hukum pertanahan dan perlindungan kepemilikan tanah masyarakat. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 1(1), 33-51.

Kompas, 2014, “Nawa Cita” 9 (Sembilan) Agenda Prioritas Jokowi – Jusuf Kalla, (Online), (https://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK, di akses pada tanggal 1 Mei 2024).

Muljono, B. E. (2016). Pendaftaran Tanah Pertama Kali Secara Sporadik Melalui Pengakuan Hak. Jurnal Independent, 4(1), 20-27.

Murad dalam Rombot, D. A. E. (2015). Pendaftaran tanah adat dan pembangunan masyarakat Minahasa di Indonesia (Doctoral dissertation, Universiti Sains Malaysia).

Pratiwi, S. I. (2015). Penyelesaian Sengketa Tanah Ulayat Antara Masyarakat Hukum Adat Dengan Taman Nasional Tessonilo. Kumpulan Jurnal Mahasiswa Fakultas Hukum.

Ruslan, R., & Djauhari, D. (2017). Implementation of Acceleration Systematic Land Registration Full In Humbang Hasundutan District. The 2nd Proceeding “Indonesia Clean of Corruption in 2020".

Sabardi, L. (2014). Konstruksi Makna Yuridis Masyarakat Hukum Adat dalam Pasal 18B UUDN RI Tahun 1945 untuk Identifikasi Adanya Masyarakat Hukum Adat. Jurnal Hukum & Pembangunan, 44(2).

Saena, H. G. (2018). Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Di Kabupaten Sleman Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria/Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2017.

Sianturi, R. E. Y. (2018). Politik Pembangunan Agraria Rejim Jokowi-Jusuf Kalla (Kebijakan Tanah Objek Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial).

Simarmata, R. (2015). Kedudukan hukum dan peluang pengakuan surat keterangan tanah adat. Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.

Soehendra, D. (2010). Sertifikat tanah dan orang miskin: pelaksanaan proyek ajudikasi di Kampung Rawa, Jakarta. HuMA-Jakarta, Van Vollenhoven Institute, KITLV Jakarta.

Suharto, E. (2008). Islam dan negara kesejahteraan. Makalah pada Perkaderan Darul Arqam Paripurna (DAP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Jakarta, 18.

Windari, R. A. (2014). Keberpihakan Regulasi Pertanahan terhadap Hak Masyarakat Adat (Studi Kasus Sengketa Tanah Adat di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng). Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 3(1).

Yarsina, N. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Tanah Ulayat Yang Telah Bersertifikat Di Kota Bukittinggi. JCH (Jurnal Cendekia Hukum), 3(2).

Downloads

Submitted

2025-06-19

Accepted

2025-09-01

Published

2025-08-30