Menggali Karakteristik Pecinan dalam Menjaga Nilai-Nilai Signifikansi Kawasan Cagar Budaya

Authors

  • Intan Pramesti Rochana Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik , Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia
  • Woerjantari Kartidjo Program Studi Arsitektur Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung
    Indonesia
  • Dody Irnawan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik , Universitas Muhammadiyah Surakarta
    Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.23917/sinektika.vi.5370

Keywords:

Pecinan, Signifikansi, Budaya, Pelestarian

Abstract

Rencana pelestarian saat ini mengevaluasi kontribusi warisan berwujud dan tidak berwujud dengan pendekatan berbasis nilai (atau signifikansi). Studi nilai signifikansi membantu menentukan karakteristik pada kawasan yang dapat diprioritaskan sehingga mempertahankan autentisitas kawasan cagar budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kawasan yang paling signifikan dalam perannya membantu melestarikan nilai-nilai cagar budaya. Penelitian mengambil lokasi di Pecinan Semarang yang merupakan salah satu Kawasan Cagar Budaya dan memiliki nilai-nilai warisan budaya, baik berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible). Beberapa penelitian telah melakukan studi terkait karakteristik Pecinan, namun belum ada analisis komprehensif yang mengintegrasikan kaitan antara nilai-nilai signifikansi dengan elemen karakter dalam konteks kawasan cagar budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pendekatan deduktif yaitu menggunakan studi literatur sebagai dasar dan pengamatan langsung ke objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen karakter yang mewakilkan nilai-nilai di Kawasan Pecinan adalah penggunaan dan fungsi, gaya arsitektur bangunan, kualitas ruang luar dan lanskap, dan elemen identitas. Studi juga menemukan bahwa masing-masing koridor gang di Pecinan memiliki keistimewaan karakter tersendiri, yang perlu ditemukenali sebagai acuan dalam menyusun strategi pelestarian kawasan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Australia ICOMOS. (1999). The Burra Charter (The Australia ICOMOS Charter for Places of Cultural Significance). Australia: Australia ICOMOS.

Australia ICOMOS. (2013). The Burra Charter The Australia ICOMOS Charter for Places of Cultural Significance 2013. Australia: Australia ICOMOS. Retrieved from http://australia.icomos.org/

Avrami, E; Mason, R; Torre, M. (2000). Values and Heritage Conservation. Los Angeles: The Getty Conservation Institute.

Cassar, M. (2009). Sustainable Heritage: Challenges and Strategies for the Twenty-First Century. APT Bulletin. J. Preserv., 40, 3-11.

Debby, T. R., & Dewi, S. P. (2019). Transformasi Sosio-spasial Kawasan Pecinan Kota Semarang. Jurnal Pengembangan Kota, 7(1), 46-56. doi:10.14710/jpk.7.1.46-56

Fitri, I., Ahmad, Y., & Ratna, R. (2019). Local Community Participation in Establishing the Criteria for Heritage Significance Assessment of the Culture Heritage in Medan. Kapata Arkeologi, 15(1), 1-14. doi:DOI:10.24832/kapata.v15i1.523

Fredheim, L. H., & Khalaf, M. (2016). The Significance of Values: Heritage Value Typologies Re-Examined. International Journal of Heritage Studies, 1-17. doi:10.1080/13527258.2016.1171247

Holsti, O. R. (1969). Content Analysis for the Social Science and Humanities. Reading, Massachusetts: Addison – Westley Pub lishing.

ICOMOS. (1964). The Venice Charter. Venice.

Kerr, J. S. (2013). The Conservation Plan (7th edn): A Guide to the Preparation of Conservation Plans for Places of European Cultural Significance. Australia: Australia ICOMOS, International Council on Monuments and Sites.

Khaliesh, H. (2014). Arsitektur Tradisional Tionghoa: Tinjauan Terhadap Identitas, Karakter Budaya dan Eksistensinya. Langkau Betang, 1(1), 86-99.

Khol, D. G. (1984). Chinese Architecture in The Straits Settlements and Western Malaya: Temples Kongsis and Houses. Kuala Lumpur: Heineman Asia.

Kunto, H. (1985). Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung.

Liem Thian Joe. (2004). Riwayat Semarang. Jakarta: Hasta Wahana.

Mason, R. (2002). Assessing Values in Conservation Planning: Methodological Issues and Choices. (M. d. Torre, Ed.) Assessing the Values of Cultural Heritage, 5-30.

Nawawi, H. (1991). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press.

Pearson, M., & Sullivan, S. (1995). Looking After Heritage Places. Melbourne: Melbourne University Press.

Pratiwo. (2010). Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

PSUD. (2021). Urban Design The Indonesian Experience. Jakarta: IMAJI Media Pustaka.

Rosiana, M. (2002). Kajian Pola Morfologi Ruang Kawasan Pecinan (Studi Kasus: Kawasan Pecinan Semarang). Tesis Program Magister, Universitas Diponegoro Semarang.

Schensul, J. J., & LeCompte, M. D. (2012). Essential Ethnographic Methods: A Mixed Methods Approach, 2nd Ed. United Kingdom: AltaMira Press.

Skinner, S. (2002). Flying Star Feng Shui: Change Your Energy, Change Your Luck. USA: Tuttle Publishing.

Too, L. (1994). Feng Shui. Jakarta: Yayasan Tujuh Dua.

UNESCO. (2019). The UNESCO Recommendation on the Historic Urban Landscape. France: UNESCO World Heritage Centre.

Vodopivec, B., & et.al. (2014). Renovation Priority Ranking by Multi-criteria Assessment of Architectural Heritage: The Case of Castles. International Journal of Strategic Property Management, 18(1), 88-100. doi:10.3846/1648715X.2014.889771

Widiastuti, R., & et.al. (2015). Conservation and Revitalitation in Semarang Chinatown (Klenteng "Chinese Shrine" as Physical Characteristic in Semarang Chinatown). Procedia Environmental Sciences, 28, 549-556. doi:doi: 10.1016/j.proenv.2015.07.065

Widodo, J. (1988). Chinese Settlement in A Changing City: An Architectural Study of The Urban Chinese Settlement in Semarang, Indonesia. Leuven: Katholieke Universiteit Leuven.

Worthing, D., & Bond, S. (2008). Managing Built Heritage: The Role of Cultural Significance. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.

Downloads

Submitted

2024-06-08

Accepted

2024-07-12

Published

2024-07-19

Issue

Section

Articles